The Light Of Ken Dedes
M Ahmad Jalidu
Opening
Café
Band mengalunkan lagu lembut. Seorang wanita duduk sendiri di salah satu meja.
Lagu :
If I were you and you were me
And all the thing in life become so blue
And when the night is bright and days turns dark
So world will be so blue
The time is lost, and space is worse
The God may be seems blue
And my heart so blue
And your face is blue
Let me cry
Couse those tears also blue
Lampu temaram…
Wanita di Café : Kenapa harus aku. Aku tak tahu bahwa sinar di kelaminku ini ada artinya. Kupikir semua orang juga begitu. Kupikir karena semua orang begitu maka tak perlu dibicarakan lagi.
Aku masih ingat ketika kakekku mendongen baratayuda. Aswatama yang ingin membalas dendam kedamaian ayahnya resi Durna terpaksa menggali terowongan dalam tanah menuju ke keraton Amarta. Dia ditemani ibunya yang membuka kain hingga kelaminnya terbuka dan memancarkan sinar untuk menerangi dendam suci sang putra.
Kupikir itu tidak aneh.
Aku bahkan rajin membersihkan kelaminku ini, dan tak lupa mengelusnya setiap menjelang tidur dan pagi sebelum mandi. Waktu itu aku berjanji tak akan berhenti begitu setiap hari sebelum kelaminku bersinar seperti petromak. Setiap tengah malam kumatikan lampu kamar dan aku telanjang untuk menguji apakah vagina cantikku sudah mampu menerangi ruangan seperti milik istri Durna? Dan selalu saja belum.
Di sudut lain sebuah adegan menggambarkan berita televise tentang Beberapa orang arkeolog yang melakukan penggalian dan menemukan situs kuno.
Reporter 1 : Baik pemirsa. Kami sekarang berada di sebuah situs peninggalan jaman manusia Homo Aroktus yang terkenal dengan genarasi Ken Arok. Di sini ditemukan reruntuhan candi pada kedalaman tanah sekitar 8 meter di bawah permukaan tanah. Yang unik adalah di tempat ini juga ditemukan sebuah pistol jenis revolver yang untuk sementara dinyatakan mirip dengan pistol yang dipakai Lucky Luke.
Wanita di café mendekai area reporter.
Wanita di Cafe : apa tadi? Aku belum dengar.
Reporter 1 : pemirsa kami ulangi. Kami sekarang berada di sebuah situs peninggalan jaman manusia Homo Aroktus yang terkenal dengan genarasi Ken Arok. Di sini ditemukan reruntuhan candi pada kedalaman tanah sekitar 8 meter di bawah permukaan tanah. Yang unik adalah di tempat ini juga ditemukan sebuah pistol revolver yang untuk sementara dinyatakan mirip dengan pistol yang dipake Lucky Luke.
Wanita di Cafe : (terkejut)
Ken…
LAMPU BERUBAH
DUA
Musik menanjak sekelompok gadis desa masuk dengan tarian enerjiknya. Suasana menggambarkan keceriaan gadis-gadis desa mandi dan mencuci di tepi sungai di pagi hari.
Lagu : pagi yang indah di tumapel
angin sejuk putri ceria
bersenda ria menyambut hari
memanggil rindu yang tak sepi
gemericik seorang putri
angan yang merdu bagi cinta
Sungai yang ramah oh, beningmu
berikanlah merdu kisahmu
Sebuah Sungai di desa Wonopati, kabupaten Tumapel. Perempuan-perempuan mandi dan mencuci pakaian. Pagi buta itu adalah kegiatan mereka ngerumpi.
Seiring lampu Fade in, terdengar tawa renyah mereka.
Ken Memey : (menepuk pantat) Nih… panjat Jelo!
Ken Siti : Alah. Ken memey ini, segitu aja bangga. Nih… Mungil, lincah dan seksi (menggerai rambut, lalu berpose) Paris Hilten, sang penggoda.
Ken Taki : (datang) Spada… enibadi Hom…?
Ken Siti segera mencipratkan air ke arah Ken Taki yang baru datang.
Ken Taki : Ini apa-apaan ini, ada yang jelo ada yang Paris Hilten. Wong saya yang mirip Karmen Elektra aja nggak somby kok.
Ken Memey : Heh,,, body kaya gitu Karmen Elektra? Bolam Elektra tahu nggak sih?
Semua tertawa…
Ken Royah : Eh. Mbak Ken Memey, gimana jadi nggak nikah sama pak Lurah.. udah 2 tahun janda lho kok tenang—tenang saja.
Ken Memey : Hus! Sapa yang tenang Roy, tiap malem aku tuh menggelinjang sendiri. Nggak ada yang mau nangkep…
Ken Taki : Alah.. pas kapan itu saya liat Pak Lurah baru mengendap-endap kaya mengetuk jendela Mbak Ken Memey. Kaya Agen CIA aja, nggak tahunya agen tabloid porno.
Ken Memey : Heyy..heyy.. heyy.. are you speaking? Please deh.. yang agen-agenan gitu jangan di sebut. Itu karena pak Lurah perhatian sama rakyat. Jangan sampe aku yang janda semok ini digosipkan yang enggak-enggak. Aksi intip pak Lurah itu, Cuma buat mastiin, kalo Ik baik-baik aja dan terselimuti dengan hangat. just that. Itu aja… jangan dibesar-besarin dong.
Ken Taki : Emang punya pak Lurah udah besar, nggak boleh dibesarin lagi…
Semua tertawa ngikik…
Ken Siti : sebenarnya gimana sih hubungan mbak Ken Memey sama Pak Lurah baru?
Ken Memey : Hubungan kami? Ouugghh.. ya jelas hot berguling-guling. Dia kwalahan terus terima seranganku.. (terdiam) maksudmu hubungan…
Ken Siti : maksud saya, serius pacaran apa cuma TTM aja?
Ken Memey : Duuhh.. gimana ya? Dia tuh oke, tapi…
Eh.. udah pada lihat si sales kuda itu belum?
Ken Royah : Sales Kuda?
Ken Memey : Sales Kuda. Itu tuh yang sekarang nginep di rumah Pak Lohgawe. Dia itu penjual Kuda. Sekarang dia jadi menejer pemasaran kuda di daerah Tumapel. Ngekos di rumah pak Lohgawe.
Ken Taki : Oo.. si rambut pirang itu
Ken Memey : Iya.. wuiihh cuakep banget. Perut nya six pack lho. Rambutnya pirang, bule Amrik, keren Boo…
Ken Dedes Muda datang…
Ken Siti : Nah.. ini nih yang cocok ama Kang sales Kuda. Siapa namanya ?
Ken Taki : Ken Arok.
Ken Royah : Dedes-Arok, cocok ya..
Ken Taki : Wow… se level ama Rama-Sinta tapi ada yang lebih cocok lagi
Ken memey : siapa?
Ken taki : Taki-Arok
Semua sigap menimpuki taki dengan baju-baju basah…
Ken Memey : siapa tadi yang bilang Dedes cocok ma Arok? Alasannya apa?
Ken Siti : Lho. Ya jelas yang cowok ganteng, yang cewek cantik.
Ken Memey : denger ya! Belum ada undang-undang yang menyatakan cowok paling ganteng harus jodoh sama cewek paling cantik. And…Belum ada survey yang valid soal siapa yang paling cantik di Tumapel. You jangan menghembuskan gossip sembarang gossip okeyyy…?!!
Ken memey memandang Ken Dedes dengan sinis, Ken Dedes Cuma senyum dan melanjutkan kegiatan.
LAMPU BERUBAH