KUDeTA
Oleh:
JONED SURYATMOKO
PEMAIN
LINDA, siswi kelas II,
HELEN, siswi kelas II,
BUNGA, siswi kelas II,
RATNA, siswi kelas II,
NUNGKI, siswi kelas III, mantan Jagoan
MEYMEY, siswi kelas III, mantan Jagoan
KANDI, siswi kelas III, mantan Jagoan
BRIAN, siswa kelas III, idola kelas II dan III,
PAK ISWADI, guru pendamping OSIS, masih agak muda
KEPALA SEKOLAH, galak, hampir pensiun
IBU, ibu LINDA
Untuk adegan hiruk-pikuk bisa ditambahkan lebih banyak figuran, para siwa dan siswi yang lain
WAKTU
Sekarang
TEMPAT
SMA di Indonesia, halaman sekolah,
Kamar LINDA, Dalam hati LINDA
(selera lokal disesuaikan)
OPENING
Panggung dibiarkan lengang beberapa saat. Hanya ada beberapa kursi. IBU berdiri dengan tegak di ujung kanan panggung! Memandang ke arah entah!! Ingin berkata sesuatu dan selalu ingin berkata sesuatu. Lampu boleh terang boleh temaram. Tidak ada suara apapun! Pelan-pelan selembar demi selembar kertas putih jatuh dari langit-langit panggung. Selembar demi selembar! Penonton dibiarkan menikmati jatuhnya kertas-kertas tersebut dalam diam! Setelah beberapa saat.
OS. LINDA : (seperti bicara pada dirinya sendiri) Setiap kali aku menikmati liburan panjang dan bermalas-malasan, Ibu selalu mengingatkan aku. Dengan sedikit omelan tentu saja!
IBU : (tiba-tiba, melengking dari ujung kanan panggung) Beras sekarang mahal! Minyak semakin mahal. Sekolah juga mahal! Tidak ada yang murah sekarang! Jadi…kamu harus belajar dengan benar!!
OS. LINDA : Katanya, aku harus bersyukur karena masih bisa sekolah. Banyak orang yang ingin sekolah tapi tak bisa sekolah, sementara aku, kata ibu, menyia-nyiakan sekolah.
IBU : (tiba-tiba lagi, melengking dari ujung kanan panggung) Masa..sama anak sendiri ibu tega? Ibu tidak menyalahkanmu. Ibu tidak memaksamu! Kamu bebas berkegiatan apa saja! Tapi jangan lupa belajar!!!
Ketika IBU bicara, LINDA muncul dengan seragam sekolah dan tas, membawa buku hariannya, berjalan perlahan ke arah salah satu kursi. Kemudian duduk. Ia membuka bukunya, dan meneruskan menulis.
OS. LINDA : Ibu tidak tahu, bahwa liburan kali ini aku benar-benar menginginkan masuk sekolah kembali. Bukan karena aku ingin belajar lagi, tapi karena akan ada sesuatu yang berbeda.
IBU : (melengking lagi) Asal kamu tahu, Ibu percaya padamu!!!!
OS LINDA : Selama liburan aku membaca sejarah ini. Lebih dari sepuluh kali kudeta terjadi di Paraguay. Banyak pemimpin di Negara Amerika Selatan ini yang digulingkan dan digantikan dengan paksa. Tahun 1904 Juan Gaona melakukan kudeta dan menjadi presiden. Tahun 1905 Dr. Cecilio Baez melakukan kudeta. Emiliano Gonzales melakukan kudeta tahun 1908 dan Liberato Marcial Rojas melakukan kudeta tahun 1911. Sementara pada tahun 1912 kudeta dilakukan Dr. Pedro Pena. Kemudian, seperti kebiasaan kudeta berikutnya berkali-kali terjadi. Tahun 1921 Dr. Manuel Gondra dipaksa mengundurkan diri.
IBU : (tiba-tiba lagi) Jangan nakal! Jangan nakal!!
OS. LINDA : Pada tahun 1936 Kolonel Rafael Franco juga melakukan kudeta. Tahun 1937 Dr. Felix Paiva kudeta. Jendral Higinio Morinigo kudeta tahun 1940. Tahun 1948 Dr. Juan Natalico Gonzales dikudeta dan……
IBU : (tiba-tiba lagi) Jangan nakal! Jangan nakal!!Jangan!!
OS LINDA : tahun 1989 Jendral Adres Rodriguez melakukan kudeta.
IBU : (lebih pelan, hampir putus asa!!) Jangan!!
PAUSE!
IBU terdiam tertahan!! Mendesis-desis entah apa yang diucapkannya. Seperti ingin melarang seseorang. LINDA berhenti menulis dan melihat kertas-kertas yang masih jatuh. Tidak sesuatupun terjadi. Ia lalu menulis kembali.
OS. LINDA : Tahun ini aku sudah naik kelas II. Aku merasa sudah waktunya melakukan kudeta. Menggulingkan kekuasaan murid kelas III. Akan ada yang membuktikan siapa yang akan menjadi siswi jagoan di sekolah ini. Mereka harus turun!! Kelas III harus segera turun!!! Segera!!
IBU : Jangan nakal!!!!!!!!! Sudah Ibu bilang, Jangan nakal!!!
Lalu IBU berlari EXIT dengan cepat sambil terus berteriak!! Seperti tak ingin terlambat! LINDA melihat lembaran kertas terakhir jatuh.
Musik sepotong, tapi menyentak!!
Panggung menjadi terang!!
BAGIAN I
Halaman sekolah
1.
Sebelum kertas menyentuh lantai, muncul HELEN, BUNGA dan RATNA dengan teriakan-teriakan kegirangan. Suasana menjadi gaduh.
HELEN : (pamer pada LINDA) AKu tahu aku harus minta maaf! Karena aku tidak membawa oleh-oleh. Tapi asal kalian tahu, aku melewatkan liburan terindah kali ini! Tidak terceritakan, tidak terkatakan!
LINDA : Sayangnya, juga tidak ingin ditanyakan!
BUNGA : Memang kamu liburan dimana? Paling ke rumah nenek!
Disambut ketawa yang lainnya.
LINDA : Ini liburan! Kita bebas kemana saja kan!
BUNGA : Iya, nih! Susah kalau liburan! Kerjaanya makan terus! Kita jadi gendut semua nih! Lihat!
BUNGA menunjukkan badannya
RATNA : Itu sih memang sudah gendut sebelum liburan!
Yang lain ketawa. BUNGA juga. Lalu masing-masing saling memeriksa satu yang lainnya. Kulit mereka, pipi mereka, pinggul, kaki..sampai…
LINDA : (pada BUNGA) Wah,..kamu pakai tas baru ya!! He.. he… he… kaya anak SD saja, naik kelas pakai tas baru!!
BUNGA : Ih..ini hadiah!! Aku tidak minta dibelikan kok …!!!
HELEN : Tapi minta hadiah!!! Sama saja!!!
LINDA : kalian merasa berbeda?
HELEN : maksudnya?
BUNGA : ya, tentu saja!
LINDA : Aku merasa lebih.hm……apa ya…!
RATNA : Aku tidak merasa apa-apa!
LINDA : Kita sudah kelas II!
BUNGA : Lantas?
HELEN : aku tahu! Aku tahu! Kita jadi terasa lebih tua!
RATNA : memang kita tambah umur kan?
LINDA : Bukan itu! Kita merasa lebih tua karena di sekolah ini kita sekarang punya….
HELEN : adik kelas!
RATNA dan BUNGA menutup mulutnya!
RATNA : Benar juga!
BUNGA : Kita sekarang bukan yang paling bontot di sekolah ini.
LINDA : sekarang kita punya adik kelas. Kalian perhatiakan murid kelas I. Tahun lalu kita seperti itu! Dan, kalau kalian ingat….pengalamana buruk!
BUNGA : Ehm..aku tidak akan melupakan perlakukan kakak kelas tahun lalu!
Yang lain tertawa. Suasana ribut kembali!!
2.
Lalu tanpa mereka sadari muncul siswi-siswi kelas III. Mereka adalah NUNGKI, MEYMEY dan KANDIi. Masing-masing langsung diam.
NUNGKI : (menyindir LINDA) Wah, kayaknya ada yang tidak jadi dikeluarkan dari sekolah nih!
KANDI : Iya…atau jangan-jangan ibunya merengek-rengek ke Kepala Sekolah supaya dia tidak dikeluarkan….
NUNGKI, KANDI dan MEYMEY terbahak.
LINDA : Heh! Aku tidak mungkin dikeluarkan dari sekolah hanya karena pernah menjambak rambutmu dan memasukkanmu ke dalam bak mandi!!
Teman-teman LINDA tertawa. Juga LINDA. Wajah NUNGKI jadi semakin marah!
MEYMEY : Memang sih! Tapi emang enak jadi junior, jadi pecundang? Heh? Sudah menjadi peraturan tidak tertulis, kalian para adik kelas harus tunduk pada kakak kelas! Tidak ada tawar menawar. Kalian harus cium tangan pada kakak kelas. Ayo…..
MEYMEY mengulurkan punggung telapak tangannya seperti mempersilahkan mencium tangan. LINDA dan kawan-kawan tampak geram.
HELEN : Kalian memang kelewatan!! Kalian sudah tua! Sudah bau tanah!! Sebentar lagi juga keluar dari sekolah ini.
Teman-teman HELEN menyoraki!!!
KANDI : Sebentar lagi? Tidak salah tuh? Kami masih setahun di sini! Itu artinya, kami masih punya setahun untuk menindas kalian!! Tahu?
BUNGA : Ya..! tapi kalian harus menghadapi jam tambahan setiap hari. Kalian harus menghadapi ujian akhir!!
NUNGKI : Jangan salah! Kami masih cukup pintar untuk menghadapi ujian dan tetap menjadi jagoan!! Kalian? Hm…sepertinya masih harus banyak belajar?
BUNGA : Mungkin! Tapi bagaimana dengan ….?
NUNGKI : Pacar? Hm….murid-murid kelas III terlalu malas buat pacaran dengan adik kelas! Kalian kan manja! Anak kecil! Kolokan! Mereka lebih senang pacaran dengan kami!!
Pada saat berbicara seperti itu NUNGKI sudah yakin benar pada omongannya. Lalu BRIAN, idola anak-anak kelas III dan II muncul dengan langkahnya yang mantap. Ia menghampiri NUNGKI ingin mengucapkan sesuatu. Tapi NUNGKI menempelkan jari temunjukkanya di bibir BRIAN. Meminta pacaranya itu menahan pembicaraan.
BRIAN : Hm…….
NUNGKI : Brian, nanti saja ya!! Aku baru sibuk mengajari adik-adik kelas ini sopan-santun dan kepribadian. Nanti aku temui kamu! Ya?
BRIAN semula agak ragu-ragu, namun kemudian dia meninggalkan NUNGKI. BRIAN masih sempat melirik murid-murid kelas II, seperti ingin mengucapkan sesuatau tapi tak jadi. BRIAN lalu EXIT.
LINDA dan teman-temannya nampak geram dengan kecentilan musuhnya itu. Teman-teman NUNGKI nampak puas.
MEYMEY : Bagaimana? Kalian masih belum percaya kalau murid kelas III lebih suka pada kami?
RATNA : Tunggu saja saatnya!! Tapi bagaimanapun kalian sudah kelas III. Sudah saatnya kalian………….
Belum selesai RATNA mengucapkan kalimatnya, muncul KEPALA SEKOLAH yang berdiri dengan garang membawa pengeras suara! Pak ISWADI berdiri sampingnya seperti ajudan.
KEP. SEK : PERHATIANNNNN!!! Perhatian semuanya!! Sebagai Kepala Sekolah saya mengingatkan pada kalian semua, khususnya murid-murid kelas III. Kalian semua harus belajar lebih giat lagi, karena pada tahun ajaran ini kalian harus menghadapi ujian akhir. Persiapkan dengan sungguh-sungguh, supaya kelak kalian bisa diterima di perguruan tinggi yang bergengsi!! Saya sebagai Kepala Sekolah, sekali lagi mengingatkan: UJIAN!!!!!!!!!
MUSIK menghentak.
Murid-murid kelas III yakni NUNGKI, MEYMEY dan KANDI langsung panik. Mereka berlarian. KEPALA SEKOLAH masih juga mengulangi kata-kata ujian.