Monolog
Wanci
Karya Imas sobariah
KEJADIAN INI BISA DIMANA SAJA, KOTA BESAR ATAU KOTA KECIL. HANYA ADA SEORANG PEREMPUAN UMUR 30 –AN, TAPI KELIHATAN JAUH LEBIH TUA DARI UMUR SEBENARNYA DAN KELIHATAN KURANG WARAS. SAMBIL MENCARI MAKANAN DI TONG SAMPAH ATAU SAMPAH-SAMPAH YANG BERSERAKAN, PEREMPUAN ITU KADANG BERNYANYI KECIL, KADANG TERTAWA SAKIT ATAU APA SAJA MENGISI KEKOSONGANNYA. TAPI TIBA-TIBA DIA BERSEMBUNYI DI BALIK PUING-PUING ATAU APA PUN PENUH KETAKUTAN. TAK SEBERAPA LAMA, PEREMPUAN ITU PERLAHAN KELUAR DARI PERSEMBUNYIANNYA.
Saudara-saudara barusan lihat anak saya ? hah ? masa tak tahu itu si Endang dan si Eti ?
Saya takut ketemu dia…..kenapa ? ….tidak…tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata…lingkaran….lingkaran itu harus diputuskan….. sudah saya bilang jangan dilahirkan, jangan hidup, jangan saya.. .. jangan …jangan yang lain juga
Tidak nurut…siapa yang salah…siapa ?
PEREMPUAN ITU BERBISIK
diam, diam, malu ! bilang saja tak jadi, geser…geser …nasibnya ! PEREMPUAN ITU
SEPERTI TERSADAR DAN MALU.
Tuhan, Tuhan…… bagaimana ini ? seperti biasa, kau selalu diam.
Ngomong-ngomong, sudah kenal saya belum ? pasti belum kan ? emang saya siapa ? he he… nama saya Icih prihatini. Orang-orng memanggil saya Icih, sebuah nama kecil dari kampung. Orang prihatin ! …he…he… saya lahir dan dibesarkan di kota kecil yang dikutuk sekaligus abadi dibutuhkan, baik secara terang-terangan maupun umpet-umpetan, siapa yang tak pernah mendengar daerah lokalisasi ! kapan dan di mana pasti ada.
TIBA-TIBA TERDENGAR SAYUP-SAYUP MUSIK KETUKTILUAN
ATAU MUSIK PERGAULAN, PEREMPUAN ITU MENARI AMAT SERIUS DENGAN EKSPRESI KEPEDIHAN DAN BERTOLAK BELAKANG DENGAN MUSIK YANG DINAMIS.
Saya harus bersyukur kepada Tuhan
SAMBIL SETENGAH BERBISIK
nama Tuhan disebut cukup langka.. he…he…itulah kesalahan terbesar bersama. Kecil-kecilan saya penari, karena saya selalu sedih dan mengeluh, saya harus punya yang bisa diunggulkan.
Anugerah yang menyelamatkan saya dari lingkaran….membuka pikiran dan hati saya …walau sampai saat ini saya masih asli miskin…tapi miskin lain urusan bukan ? bukan kutukan ….ya, punya nasibnya sendiri…….
PEREMPUAN ITU DIAM, LALU MENGENDAP-ENDAP…….SETELAH YAKIN TAK ADA SEORANG PUN, LALU IA BERBICARA LAGI